Saat Anda bersantap di restoran dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, maka dibaliknya terdapat serangkaian prosedur dan standar operasional yang harus karyawan restoran lakukan. SOP apa saja yang harus ada di restoran? Cek di artikel iReap kali ini.
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang Harus Ada di Restoran
1. SOP Kebersihan & Sanitasi
Restoran yang bersih sudah tentu akan disenangi pengunjung. Itu sebabnya, restoran dan bentuk bisnis kuliner lainnya harus memiliki SOP yang mengatur tentang kebersihan dan sanitasi.
Penerapannya bisa dengan membuat aturan cuci tangan bagi seluruh karyawan sebelum menjalankan tugas serta menjaga kebersihan dapur dan berbagai peralatannya.
Selain itu, wajib melindungi bahan makanan dan makanan dari kontaminasi bakteri, menggunakan bahan pembersih yang aman, dan sebagainya.
2. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
Karena makanan yang enak dan higienis ditentukan dari bahan baku yang digunakan, maka karyawan harus punya SOP terkait penerimaan dan penyimpanan bahan baku.
Di dalam SOP biasanya ada aturan yang wajib diikuti serta cara memeriksa kualitas bahan baku. Termasuk memeriksa tanggal kadaluarsa, kondisi kemasan, dan kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Karyawan kemudian harus membuat catatan penerimaan bahan baku dan mencatat setiap ketidaksesuaian atau masalah yang ditemukan. Lalu baru melakukan prosedur penyimpanan bahan baku dan penggunaannya menggunakan sistem FIFO (First In, First Out).
Jangan lupa, harus ada langkah-langkah melakukan pengawasan stok dan inventaris yang efektif dan akurat. Sebab, stok barang berkaitan dengan perencanaan pengadaan bahan baku yang mempengaruhi laba/rugi restoran.
Jika dalam prosesnya menggunakan aplikasi stok barang, maka harus ada SOP cara menggunakan aplikasi tersebut...
3. SOP Persiapan Makanan dan Penyajian
Standar operasional prosedur penyiapan makanan biasanya mencakup langkah-langkah membuat dan menyiapkan menu makanan sesuai pesanan, waktu menyiapkan, dan teknik memasak yang tepat untuk setiap hidangan.
Khusus untuk karyawan yang bertugas menyajikan makanan (juga mempresentasikan menu makanan ketika melayani pelanggan yang mau pesan makanan), perlu juga prosedur standar. Isi SOP untuk bagian pelayanan dan penyajian meliputi cara penyajian makanan yang higienis dan tampilannya menarik sesuai standar restoran.
4. SOP Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan perlu memiliki standar kerja yang tepat demi menciptakan pengalaman pelanggan yang baik dan menyenangkan. Jadi di dalam SOP perlu ditekankan pentingnya karyawan menyambut pelanggan dengan ramah dan profesional.
Lalu, dalam contoh SOP restoran juga harus ada cara penanganan keluhan pelanggan yang efektif dan cepat, sekaligus solusi yang memuaskan. Jangan sampai pelanggan kecewa kemudian tidak kembali lagi. Ini jelas akan merugikan bisnis Anda.
5. SOP untuk Kasir Restoran
Karena bertugas mengurusi pembayaran, penerimaan uang, juga penutupan akun pelanggan, maka harus ada SOP khusus kasir restoran.
Pada SOP harus ditetapkan cara input pembelian, menerima pembayaran, termasuk cara menggunakan aplikasi kasir restoran, cetak struk, atau penggunaan barcode scanner.
Selain itu, tugas kasir restoran juga harus memastikan pada akhir hari bisa menyerahkan rekap transaksi harian, beserta tanda bukti transaksi.
2 Faktor Penting yang Mempengaruhi Kesuksesan Bisnis Kuliner
Bisnis kuliner adalah bisnis yang menarik dan selalu menjadi perhatian. Wilayah Indonesia yang demikian luas dan penduduknya yang sangat padat membuat bisnis kuliner banyak dilirik oleh para pebisnis karena potensinya yang sangat luar biasa.
Bisnis kuliner boleh dikatakan seperti magnet yang memiliki daya tarik yang kuat bagi pelaku bisnis. Apalagi bisnis ini juga menjanjikan keuntungan besar jika dikelola secara serius.
Nah, ada dua kunci sukses dalam bisnis kuliner yang perlu Anda pahami, yaitu brand yang unik dan selalu berinovasi, serta standarisasi service. Berikut penjelasannya.
1. Brand yang Unik & Selalu Berinovasi
Agar calon konsumen terdorong untuk datang dan mau mencoba makanan yang Anda jual, maka brand Anda harus terlihat menarik. Beberapa faktor yang bisa membuat sebuah brand kuliner menjadi menarik, antara lain:
- Interior yang unik.
- Jenis makanan yang bikin penasaran.
- Cara menyajikan makanan yang khas.
Selain unik, brand kuliner juga harus selalu berinovasi, baik dari sisi jenis makanan maupun cara penyajian.
2. Standarisasi Service
Banyak hal yang harus distandarisasi agar bisnis kuliner bisa berkembang cepat dan memberikan hasil yang baik bagi pebisnis.
Beberapa standar yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas pelayanan, kebersihan, penampilan petugas, cara berkomunikasi kepada customer, kualitas dan rasa, dan aspek-aspek pendukung lain, seperti suasana, musik dan masih banyak hal lainnya.
Kenapa standarisasi pelayanan ini penting? Sebab tanpa standarisasi, pebisnis tidak akan pernah bisa memberikan pelayanan terbaik dan yang berkualitas kepada semua customer.
Padahal pelayanan yang baik akan menciptakan kepuasan pelanggan dan membuat mereka bisa kembali lagi berkunjung ke bisnis Anda.
Cerita Tentang Layanan Pelanggan di Bisnis Kuliner
Ada cerita menarik yang saya ingin bagikan kepada Anda. Minggu lalu, saya makan di salah satu restoran Jepang bersama keluarga. Saya memilih restoran tersebut karena ramen yang dijual memiliki rasa yang enak dan suasana restoran yang nyaman. Ini adalah ketiga kalinya saya bersama keluarga makan di restoran tersebut.
Ketika datang pertama kali dan yang kedua, saya masih merasa puas. Tetapi ketika kedatangan yang terakhir, saya benar-benar kecewa dan akhirnya memutuskan untuk tidak mau datang lagi ke restoran tersebut. Kenapa? Ini cerita lengkapnya.
Jari Masuk Mangkuk
Saat itu restaurant sedang sepi. Saya dan keluarga telah memesan makanan dan minuman dibantu oleh seorang petugas.
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, makanan akhirnya diantar ke meja dengan cara penyajian yang membuat saya jadi kurang berminat untuk makan. Jari jempol petugas dengan kuku yang tidak bersih masuk ke dalam bagian dalam mangkuk yang berisi ramen.
Makanan Tak Sesuai Pesanan
Makanan yang disajikan juga tidak sesuai dengan pesanan saya. Tentu saja saya bertanya mengapa makanan yang saya pesan salah dan petugas hanya menjawab, “Memang begitu.”
Beberapa saat kemudian saya mendengar petugas tadi dan bagian dapur bersitegang membahas pesanan saya. Saat itu ada pemilik / manager yang sedang berada di restoran dan terlihat sibuk membuat laporan di meja kasir.
Ia seakan berpura-pura tidak tahu tentang komplain saya. Bahkan makanan saya tidak diganti dan tidak ada permintaan maaf dari pihak restaurant.
Restoran Tidak Memiliki SOP
Banyak hal yang bisa dianalisa dari kejadian yang saya alami, yaitu petugas tidak dilatih secara baik untuk melayani customer dan standar penampilan serta kebersihan petugas juga tidak pernah diperhatikan.
Hal berikutnya yang juga menunjukkan tidak ada SOP, seperti cara pencatatan pesanan tidak sesuai standar sehingga menyebabkan komunikasi yang salah ke pihak dapur. Lalu, pemilik / manager yang tidak paham dalam menangani komplain.
Dari kejadian di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa restoran tidak memiliki Standard Operating Procedures (SOP) yang baku. Bisa jadi pula mereka punya SOP, namun tidak disosialisasikan dengan baik kepada semua karyawan.
Jika pemilik restoran di atas tidak segera bangkit dan melakukan perubahan, maka dapat dipastikan bisnisnya akan segera gulung tikar karena kebanyakan konsumen menjadi kecewa dan enggan balik lagi.
Pesan saya bagi para pebisnis, segeralah membuat SOP yang baik dan benar agar bisnis Anda bisa berjalan lebih baik dan mampu memberikan kepuasan kepada customer. Dengan demikian bisnis kuliner yang Anda kelola akan mampu berkompetisi di tengah persaingan yang semakin ketat.
Written by,
Senior Business Consultant | UMKM Expert
DK Consulting Group Jakarta
Email: info@djokokurniawan.com | IG: djoko.kurniawan | www.djokokurniawan.com