Apa tujuan dari perhitungan biaya produksi? Tujuan menghitung biaya produksi tentu saja untuk membantu menentukan harga jual yang tepat dan memudahkan saat mau melakukan evaluasi proses produksi.
Selain itu, juga dapat memperbesar keuntungan/laba perusahaan bahkan membantu Anda memperbaiki kualitas bahan baku sehingga berdampak pada peningkatan kualitas produk dan harga jual.
Yuk, baca penjelasan lengkap tentang fungsi dan tujuan menghitung biaya produksi di artikel ini.
7 Fungsi dan Tujuan Perhitungan Biaya Produksi
1. Menentukan Harga Jual yang Tepat
Perhitungan biaya produksi yang tepat dimulai dari ongkos pembelian bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, hingga pengemasan produk.
Baru kemudian Anda bisa menentukan harga jual yang tepat dengan keuntungan (margin) yang Anda inginkan.
Namun, pastikan harga jual tersebut juga bisa diterima oleh pelanggan (pelanggan mampu membeli produk tersebut).
2. Memperbaiki Kualitas Bahan Baku
Jika bahan baku yang digunakan saat ini ternyata tidak mendukung produk menjadi yang terbaik, maka Anda perlu mempertimbangkan perbaikan kualitas bahan baku.
Caranya, Anda hitung ulang biaya produksi menggunakan bahan baku yang lama. Kemudian coba sesuaikan antara margin keuntungan yang menjadi target Anda dan harga bahan baku yang sedikit lebih tinggi dengan kualitas lebih baik.
Jika masih memungkinkan, ya tak ada salahnya menggunakan bahan baku berkualitas lebih baik sehingga kualitas produk Anda pun jadi lebih baik.
Percaya saja, produk dengan kualitas yang bagus sudah tentu menjadi incaran pelanggan. Selain itu, menggunakan bahan baku yang bagus juga bisa menghindarkan Anda dari kemungkinan gagal produksi.
3. Bekerja sama dengan Banyak Supplier untuk Menemukan Bahan Baku Berkualitas Bagus dan Harga yang Bagus Pula
Dalam proses produksi, harga bahan baku memegang peranan penting. Jika bahan baku terlalu mahal, tentu akan mempengaruhi harga jual yang bisa jadi akan mahal pula.
Itulah sebabnya, Anda perlu mencari sumber pemasok bahan baku dengan kualitas bagus, tetapi harganya tetap bersaing.
Jangan sampai gara-gara harga bahan baku lebih murah, kualitas produk Anda jadi kurang bagus. Ini bisa mengecewakan pelanggan dan membuat mereka tak mau lagi membeli produk Anda.
Untuk mengantisipasi perubahan harga bahan baku, juga kualitas bahan baku, tak ada salahnya Anda bekerja sama dengan banyak supplier.
Nantinya, Anda bisa memilih, mana di antara para supplier tersebut yang bisa memberikan bahan baku berkualitas bagus dengan harga yang bagus pula.
Selain bisa menghemat biaya produksi, Anda juga jadi punya “cadangan” saat satu supplier ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku untuk usaha Anda.
4. Memudahkan Evaluasi Produksi
Dalam proses produksi, biaya yang paling besar biasanya berhubungan dengan pengadaan bahan baku dan penggunaan sumber daya lainnya.
Maka mau tak mau Anda perlu melakukan perhitungan biaya produksi secara detail. Lakukan juga pencatatan keuangan yang baik terkait semua biaya yang keluar dalam proses produksi.
Nantinya, seluruh data ini bisa Anda evaluasi kembali. Apakah penggunaan bahan baku, mesin/peralatan, bahkan tenaga kerja sudah efisien?
Jika belum, inilah waktunya Anda melakukan efisiensi sehingga tidak terjadi pemborosan biaya, tenaga, juga waktu.
Misalnya, dalam proses produksi pabrik kimia atau pupuk. Umumnya, biaya penggunaan mesin dan peralatan akan jauh lebih besar dari biaya untuk sumber daya manusia. Hal ini karena proses pabrikasi harus berjalan otomatis.
Sementara jika usaha Anda berkaitan dengan produksi garment, maka Anda akan sangat bergantung pada penggunaan tenaga manusia. Maka wajar jika biaya untuk tenaga kerja manusia lebih besar dibandingkan biaya penggunaan mesin-mesin produksi.
5. Menjadi Panduan untuk Melakukan Efisiensi
Jika memahami dengan baik pengeluaran apa saja yang sudah perusahaan lakukan terkait proses produksi, maka selanjutnya Anda bisa melakukan efisiensi agar biaya produksi bisa ditekan dan jadi lebih hemat.
Proses efisien tidak hanya menghemat pengeluaran atau biaya produksi, tetapi juga bisa menciptakan alokasi dan delegasi beban produksi ke pihak lain. Cara ini akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi.
Contohnya: jalur produksi akan menjadi panjang dan memakan waktu jika perusahaan garment yang Anda jalankan memproduksi semua bahan baku mulai dari proses pemotongan kain hingga menjadi pakaian jadi.
Lain halnya kalau Anda menerapkan CMT (cut, make, trim), yaitu Anda hanya mengerjakan proses pemotongan bahan saja, sementara untuk proses menjahit hingga jadi pakaian dilakukan oleh supplier lain yang bekerja sama dengan Anda.
Dengan cara ini, bisnis akan bisa menghasilkan produk jadi dalam waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih hemat.
6. Membantu Manajemen dalam Pengambilan Keputusan
Dengan perhitungan biaya produksi yang tepat, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengeluaran (pembelian bahan baku, pembelian mesin atau alat produksi, dan menentukan harga jual), menjadi lebih baik dan tepat sasaran. Sebab, manajemen mengambil keputusan tersebut berdasarkan data yang sudah tersedia.
7. Memaksimalkan Laba/Keuntungan Perusahaan
Jika Anda melakukan perhitungan biaya produksi, maka setelah barang jadi, lakukan pula perhitungan pendapatan.
Nanti, tinggal kurangi saja pendapatan dan biaya produksi. Dari perhitungan ini, Anda bisa tahu apakah selama ini Anda sudah mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan atau tidak.
Selanjutnya, ambil keputusan terbaik untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa perusahaan dapatkan di masa depan.
Biaya produksi mempengaruhi harga pokok penjualan suatu produk perusahaan. Itu sebabnya, ketepatan dalam melakukan perhitungan ongkos produksi perlu Anda perhatikan. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahan penentuan harga yang menyebabkan kerugian, atau malah harga jual kemahalan dan membuat produk tidak laku. Untuk bisa menghitung dengan baik, kenali dulu yuk Jenis Biaya Produksi dan Contohnya.
About
