Harga jual adalah harga hasil penjumlahan biaya-biaya, seperti biaya produksi, non produksi, dan laba yang diinginkan, kemudian dibebankan kepada konsumen yang ingin memiliki produk/jasa sesuai harga tersebut. Nah, bagaimana cara menentukan dan menghitung harga jual? Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Beda Harga Pokok dan Harga Jual
Cukup banyak penjual yang masih beranggapan kalau Harga Pokok Penjualan (HPP) sama dengan harga jual. Padahal, harga pokok berbeda dengan harga jual.
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah jumlah pengeluaran dan biaya-biaya, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Anda bisa membaca penjelasan mengenai HPP di sini ya: Cara Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) Dan Harga Jual Dengan Mudah.
Sementara harga jual adalah harga yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa. Biasanya, di dalam harga jual sudah termasuk laba atau keuntungan yang diinginkan penjual.
Cara Menentukan Harga Jual
1. Menentukan Harga Jual Berdasarkan Harga Pasar
Untuk produk yang memiliki banyak pesaing, Anda bisa menentukan harga berdasarkan harga pasar atau market-based pricing. Harga pasar terbentuk secara sendirinya di pasar berdasarkan permintaan dan penawaran.
Jadi, kalau Anda menentukan harga jual berdasarkan harga pasar, tinggal ikuti saja harga umum yang beredar di pasar tanpa perlu repot menentukan dan menghitung harga jual lagi.
2. Cara Menentukan Harga Jual Berdasarkan Biaya
Menentukan harga jual berdasarkan biaya dikenal dengan nama breakeven pricing. Biasanya, metode ini digunakan oleh bisnis yang baru berdiri dan belum fokus menghasilkan laba.
Artinya, mereka masih memperkenalkan produk mereka dan hanya berharap produk bisa laku, minimal bisa balik modal biaya produksi dulu.
3. Cost-Plus Pricing
Menentukan harga jual bisa menggunakan cost-plus pricing. Caranya, Anda tinggal menjumlahkan total biaya produksi per jumlah produk, kemudian menambahkan margin keuntungan sesuai keinginan.
Jika produk Anda hasil buatan sendiri, Anda bisa menggunakan metode cost-plus pricing untuk menentukan harga jual produk.
4. Harga Jual Markup atau Mark-up Pricing
Mark-up pricing adalah metode yang menaikkan harga produk terlebih dahulu untuk menentukan harga jual, baru menghitung margin keuntungan.
Metode ini kebalikan dari cost-plus pricing dan bisa Anda gunakan untuk menentukan harga jual produk, baik yang diproduksi sendiri maupun produk yang diambil dari distributor.
5. Menentukan Harga Jual Menggunakan Keystone Method
Keystone Method adalah cara menentukan harga jual produk menggunakan initial markup 50% – 100% dari biaya yang dikeluarkan (biaya produksi, biaya transportasi, biaya pembelian, dan sebagainya).
Metode ini merupakan salah satu metode menentukan harga yang paling banyak digunakan oleh pebisnis ritel karena memudahkan saat mau menerapkan strategi diskon atau jenis promosi lainnya.
6. Menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Cara menentukan harga jual yang paling mudah adalah menggunakan Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP), di mana Anda tinggal menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh asosiasi pebisnis dalam industri yang sama.
7. Menentukan Harga Jual dari Laba yang Ingin Didapat
Jika Anda membeli produk dari distributor seharga Rp5.000,- dan Anda ingin mendapatkan keuntungan seharga 2000/produk, maka harga jual bisa langsung Anda tentukan seharga Rp7.000,- Namun menentukan harga jual dengan cara ini mesti hati-hati ya, jangan sampai harga jual Anda terlalu mahal dan membuat produk tidak laku.
Cara Menghitung Harga Jual
1. Cara Menghitung Harga Jual Menggunakan Metode Breakeven Pricing
Karena breakeven pricing tidak berfokus pada laba dan hanya memperhitungkan biaya agar bisa segera balik modal, maka Anda perlu menggunakan rumus breakeven pricing, yaitu:
Harga Jual = (Biaya Tetap + Biaya Variabel)/Jumlah Produk.
Contoh:
Anda memproduksi 100 cake pandan dalam sehari dengan biaya tetap untuk pembelian bahan sebesar Rp2.000.000,- dan biaya variabel Rp3.000,- per produk. Maka perhitungannya:
= Rp2.000.000,- + (Rp3.000,- x 100 roti)/100
= (Rp2.000.000,- + Rp300.000,-)/100
= Rp2.300.000,- / 100
= Rp23.000,-
Maka, harga jual produk Anda agar bisa cepat balik modal Rp23.000,- /cake pandan.
2. Cara Menghitung Harga Jual Menggunakan Metode Keystone
Untuk menghitung harga jual menggunakan metode keystone, tidak ada rumus khusus.
Prinsipnya, Anda hanya perlu menaikkan harga produk menggunakan initial markup antara 50% hingga 100% dari biaya-biaya yang Anda keluarkan untuk mendapatkan produk tersebut.
Contoh:
Anda baru saja membeli secara grosir pakaian kerja seharga Rp50.000,-/produk. Anda langsung saja naikkan harganya berdasarkan initial markup di atas sehingga harga jual pakaian kerja, antara 100 ribu – 150 ribu per produk.
3. Cara Menghitung Harga Jual Menggunakan Rumus Cost-Plus Pricing
Untuk Anda yang memproduksi produk sendiri, kemudian menjual produknya sendiri pula, misalnya bisnis kue kering.
Anda bisa menggunakan cost-plus pricing untuk menentukan harga jual kue kering produksi Anda sendiri. Gunakan saja rumus cost-plus pricing ini:
Harga Jual = [(Biaya Tetap + Biaya Variabel)/Jumlah Produk] + [Margin Keuntungan X (Biaya Tetap + Biaya Variabel)/Jumlah Produk]
Contoh:
Dalam satu hari, Anda bisa memproduksi kue kering sebanyak 50 toples. Biaya bahan baku Rp2.000.000,-, biaya listrik harian 200 ribu, biaya tenaga kerja per hari Rp 300 ribu, dan biaya pemasaran harian Rp100.000,- Jika margin keuntungan yang Anda inginkan sebesar 20% untuk tiap produk, berikut cara menghitung harga jual kue kering:
Total Biaya: Rp2.600.000,-
Margin keuntungan: 20% x Rp2.600.000 = Rp520.000,-
Total Harga: Rp2.600.000,- + Rp520.000,- = Rp3.120.000,-
Maka harga jual: Rp62.400,-/produk
Untuk cara menghitung harga jual produk lainnya, Anda juga bisa membaca dari artikel iReap yang berjudul Cara Menghitung Harga Jual Produk Agar Mendapatkan Untung Besar.
About
