BEP adalah titik impas yang menggambarkan keseimbangan antara jumlah produk yang terjual dengan biaya memproduksi produk tersebut. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP unit dan BEP dalam rupiah. Pelajari secara detail komponen BEP dan cara menghitung BEP di artikel ini, yuk.
4 Komponen BEP (Break Event Point)
Kenapa sih perlu menghitung BEP dalam menjalankan usaha? Sebab, perhitungan Break Event Point (BEP) yang detail akan membantu Anda mengidentifikasi target penjualan yang perlu dicapai demi mendapatkan keuntungan.
Nah, sebelum menghitung BEP, ketahui dulu 4 komponen BEP, yaitu:
1. Biaya Tetap (Fixed Costs)
Fixed cost atau biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah terlepas dari berapa pun volume penjualan yang dihasilkan.
Bahkan ketika volume produksi mengalami perubahan, biaya ini akan tetap nilainya. Contoh biaya tetap, antara lain: biaya sewa, gaji karyawan tetap, asuransi, dan sebagainya.
2. Biaya Variabel (Variable Costs)
Variable Cost atau biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi.
Contoh biaya variabel, seperti biaya bahan baku, upah tenaga kerja yang mengalami fluktuasi akibat adanya lembur, dan biaya produksi lainnya.
3. Harga Jual Per Unit (Selling Price Per Unit)
Harga jual per unit adalah pendapatan (revenue) yang perusahaan peroleh dari penjualan satu unit produk atau layanan bisnis.
4. Total Unit yang Terjual (Total Units Sold)
Total unit yang terjual adalah jumlah total unit produk atau layanan yang terjual dalam periode waktu tertentu.
Metode Menghitung BEP yang Bisa Anda Pilih
Untuk menghitung BEP ada 3 metode yang bisa Anda gunakan, yaitu:
1. Metode Pemasaran
Menggunakan metode pemasaran membutuhkan data keuangan berupa laporan laba dan rugi.
2. Metode Kontribusi Unit
Selantunya untuk metode kontribusi unit dihitung berdasarkan jumlah margin kontribusi. Arti margin kontribusi adalah selisih jumlah pendapatan dari hasil penjualan dengan biaya variabel.
3. Metode Grafik
Metode yang ketiga adalah metode grafik. Pada metode ini, BEP dijelaskan dalam bentuk sebuah grafik.
Nah dari ketiga cara diatas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anda sebagai pelaku usaha setidaknya mengetahui dasar dari metode di atas.
Rumus BEP
Rumus sederhana untuk menghitung Break Event Point adalah sebagai berikut:
Cara Menghitung BEP
Perhatikan kembali rumus BEP di atas. Kemudian coba baca contoh soal di bawah ini untuk tahu cara menghitung BEP:
Suatu perusahaan memiliki biaya tetap produksi sebesar Rp50.000.000,-. Lalu diketahui biaya variabell per unit Rp30.000,- dan harga jual untuk tiap unit Rp50.000,- Perusahaan memiliki target keuntungan, yaitu Rp20.000.000,-
Nah, untuk tahu berapa banyak unit yang harus diproduksi, maka gunakan rumus BEP dan rumus margin kontribusi
Rumus BEP = Biaya Tetap / (Rumus Margin Kontribusi)
BEP = Biaya tetap / (harga jual per unit – biaya variabel per unit)
BEP = 50.000.000 / (50.000 – 30.000)
BEP = 2500 unit
Maka dengan biaya tetap sebesar 50 juta Rupiah tersebut, perusahaan baru mencapai BEP jika memproduksi 2500 unit dan semuanya bisa terjual.
Sementara untuk tahu BEP dalam rupiah, gunakan rumus BEP berikut:
BEP (dalam Rupiah) = BEP (dalam unit) x Harga Jual per Unit
BEP (dalam Rupiah) = 50.000 x 2.500 unit
BEP (dalam Rupiah) = Rp125.000.000,-
Dengan memahami cara menghitung BEP (break even point), komponen BEP, dan Rumus BEP, maka Anda bisa menentukan harga jual yang tepat agar bisnis mendapatkan untuk. Oh ya, jika Anda memiliki manajemen inventori dan stok barang yang rapi, Anda juga bisa menghitung harga jual dengan cara lain. Yuk, pelajari caranya di sini: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) & Harga Jual dengan Mudah.