Reseller dan dropshipper memiliki peran yang berbeda dalam rantai distribusi, namun sering kali kedua istilah tersebut dianggap sama. Padahal ada perbedaan reseller dan dropship dari sistem kerja hingga ketersediaan stok barang lho. Yuk, cek beda reseller dan dropship di artikel iReap POS ini.
Apa Bedanya Reseller dan Dropship?
Reseller adalah aktivitas di mana seseorang membeli produk dengan harga khusus, lalu menjualnya dengan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan, yaitu dari selisih harga jual dan harga beli produk.
Sementara itu, dropshipper adalah mitra atau pihak ketiga yang bekerja sama dengan produsen untuk memasarkan produk, jasa, atau layanan bisnis.
Cara kerja dropship, yaitu seorang dropshipper menerima pesanan dari konsumen. Kemudian, ia akan meneruskan pesanan tersebut kepada produsen atau pemilik produk.
Selanjutnya, pemilik produk akan menangani pesanan, melakukan pengemasan, hingga melakukan pengiriman produk kepada pembeli.
Sekilas kedua pengertian di atas terlihat mirip kan, ya? Untuk itu, pahami dulu dengan baik beda reseller dan dropship dari penjelasan berikut:
1. Sistem Kerja Reseller Berbeda dengan Dropship
Beda antara reseller dan dropship sebenarnya bisa Anda lihat dari sistem kerjanya. Cara kerja reseller hampir sama seperti pedagang pada umumnya, yaitu membeli produk dulu dengan harga khusus, kemudian produk tersebut dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Kalau produk yang mereka beli cukup laris dan sedang viral, biasanya para reseller akan menyetok barang agar bisa menjual lebih banyak dan mendapatkan keuntungan besar. Anda bisa mencari tahu lebih banyak mengenai sistem kerja reseller dari beberapa rekomendasi artikel berikut ini:
- Reseller: Langkah Awal, Cara Kerja, dan Contoh Produk Larisnya
- Cara Menjadi Reseller: Biaya, Stok Barang, dan Tips Sukses
- Ingin Jadi Reseller Skincare & Kosmetik Lokal? Ini Tipsnya!
- 7 Aplikasi Reseller bagi Anda yang Ingin Jadi Reseller Tanpa Modal
Di sisi lain, cukup banyak pula reseller yang memilih tidak memiliki stok barang karena keterbatasan modal dan cukup berjualan menggunakan foto produk di media sosial atau e-commerce.
Nah, bagaimana cara kerja dropship? Sistem kerja dropship lebih berfokus pada pemasaran produk saja. Ketika mendapatkan pesanan dari konsumen, dropshipper akan meneruskan pesan tersebut kepada pemilik produk tanpa perlu bingung masalah pengemasan dan pengiriman produknya.
2. Jenis Layanan dan Operasional
Jenis layanan dan cara menjalankan operasional bisnis antara reseller dan dropshipper juga berbeda lho.
Meskipun ada penjual kembali yang bekerja dengan sistem dropship, namun reseller yang sebenarnya memberikan layanan secara langsung kepada konsumen. Ia akan menerima pesanan pelanggan, menerima pembayaran, mengemas produk, hingga mengirimkan produk kepada pembeli.
Dropshipper juga menerima pesanan, bahkan bisa pula berkomunikasi dengan pelanggan untuk menjawab pertanyaan atau memberi saran. Setelahnya, pesanan akan ia kirimkan kepada pemilik produk.
Dropship tidak memberikan layanan pengemasan dan pengiriman produk karena semuanya sudah dilakukan oleh pemilik produk.
3. Strategi Promosi yang Diterapkan
Perbedaan antara reseller dan dropshipper tidak hanya terletak pada model bisnisnya, tetapi juga mencakup strategi serta cara pemasaran yang mereka gunakan.
Reseller cenderung melakukan pemasaran secara langsung kepada konsumen dengan menawarkan produk yang mereka jual.
Namun cukup banyak pula yang melakukan jenis promosi kekinian menggunakan iklan, promosi di berbagai platform e-commerce, membuat video live shopping, dan sebagainya.
Strategi promosi dan pemasaran yang dilakukan dropshipper berfokus pada penggunaan media sosial.
Mereka memanfaatkan platform-platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dan platform sosial lainnya untuk membangun kehadiran online dan mempromosikan produk-produk yang mereka tawarkan.
Jika ingin mempelajari berbagai strategi promosi lainnya, Anda bisa membacanya pada rekomendasi artikel bertema promosi berikut ini:
- Strategi Promosi Kekinian untuk Meningkatkan Penjualan Bisnis Online.
- Jenis Iklan Digital Marketing untuk Mempromosikan Bisnis.
- Cara Promosi di Instagram yang Praktis dan Laris Manis.
- Tips Promosi Produk di Media Sosial.
4. Kepemilikan Stok
Reseller yang sudah memiliki modal yang cukup kebanyakan akan melakukan pembelian produk dari pemasok atau produsen untuk stok barang.
Biasanya pembelian dalam jumlah banyak mendapatkan harga khusus sehingga reseller akan mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Dropship tidak memiliki stok barang. Artinya, ia hanya berfokus pada proses menjual produk dan bekerja sama dengan supplier atau produsen. Jika terjadi transaksi, pengiriman produk akan diproses dan dilakukan oleh produsen.
5. Besarnya Modal yang Dibutuhkan
Perbedaan reseller dan dropship berikutnya terletak pada besarnya modal yang digunakan. Untuk reseller, modal yang digunakan harus lebih besar dari dropshipper karena reseller harus menyediakan stok barang yang akan dijual.
Sedangkan dropshipper biasanya hanya menggunakan modal yang relatif kecil, seperti untuk pembelian kuota atau pulsa. Menjadi dropship bisa juga tidak perlu mengeluarkan modal. Hal ini karena dropship hanya memasarkan produknya saja.
6. Keuntungan yang Diterima
Perbedaan reseller dan dropship selanjutnya ada pada besarnya keuntungan yang diterima. Biasanya reseller akan memperoleh keuntungan lebih besar karena memiliki stok barang dengan harga yang lebih murah.
Sedangkan keuntungan yang diterima dropshipper biasanya lebih kecil karena fokusnya pada pemasaran bukan penjualan.
7. Kemungkinan Resiko yang Harus Ditanggung
Beda reseller dengan dropship terakhir terletak pada risiko yang harus ditanggung. Perbedaan dari segi resiko ini reseller yang kemungkinan akan mengalami resiko yang lebih besar karena adanya stok barang.
Sedangkan dropship dari segi risiko justru lebih aman karena tidak menyediakan stok barang. Sehingga kemungkinan risiko yang harus ditanggung juga jauh lebih kecil dibandingkan dengan reseller.
Reseller atau Dropshipper, Mana yang Lebih Baik?
Beberapa perbedaan yang telah dijelaskan di atas dapat menjadi dasar untuk membuat keputusan dalam memilih model jual beli online, baik sebagai reseller atau dropshipper. Pilihan tersebut tentunya bergantung pada preferensi masing-masing individu.
Meskipun terdapat berbagai perbedaan antara reseller dan dropship, perbedaan paling pokok di antara keduanya terletak pada ketersediaan stok barang.
Selain memperhatikan hal ini, penting juga untuk mempertimbangkan sistem kerja yang digunakan, karena faktor ini akan berpengaruh besar terhadap besarnya keuntungan yang dapat diperoleh.
Maka keputusan akhir ada di tangan Anda, mau menjadi pebisnis dengan sistem reseller atau dropship.
Kelebihan & Kekurangan Reseller dan Dropship
Untuk membantu Anda memilih antara sistem reseller dan dropship, pelajari dulu tentang kelebihan dan kekurangan keduanya.
1. Kelebihan dan Kekurangan Reseller
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan sistem reseller yang harus ada pahami. Beberapa kelebihannya, antara lain:
- Punya stok barang sehingga ada kepastian ketersediaan produk.
- Jadi punya banyak informasi terkait informasi produk atau barang akan dijual.
- Sistem penjualan bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Selain memiliki kelebihan, sistem reseller juga punya kekurangan, antara lain:
- Harus memiliki modal yang besar kalau ingin stok barang.
- Lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, mulai dari manajemen stok barang dan inventory, menerima dan mencatat pesanan, menerima pembayaran, mengemas produk, hingga mengirimkan produk ke konsumen.
- Memiliki risiko, seperti rugi karena harga barang di pasaran turun, stok barang menumpuk, dan sebagainya.
2. Kelebihan dan Kekurangan Dropshipper
Sama seperti sistem reseller, menjadi pebisnis dropship juga memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:
- Dropship bisa Anda jalankan tanpa modal atau dengan modal terbatas.
- Tidak ribet dan mudah cara memulainya. Cukup mendaftar jadi dropship di supplier atau produsen, langsung bisa menjalankan usaha.
- Kemungkinan risiko sangat kecil.
Sementara kekurangan dropship yang bisa saja Anda alami, seperti:
- Bisa saja Anda akan mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit karena harga tergantung pada ketetapan penyalur atau produsen.
- Informasi barang kurang lengkap sehingga product knowledge yang Anda miliki pun kurang mumpuni. Alhasil, Anda jadi kesulitan memberikan informasi kepada konsumen.
- Berfokus hanya pada aktivitas mempromosikan dan memasarkan produk.
Aplikasi iREAP POS Solusi Bantu Pebisnis Reseller dan Dropship!
Anda sudah mengetahui perbedaan reseller dan dropship dari ulasan di atas. Kalau sudah memutuskan mau berbisnis online dengan menerapkan salah satu dari dua sistem di atas, jangan lupa lengkapi juga diri Anda dengan aplikasi kasir android yang bisa membantu mencatat transaksi penjualan dan stok barang. Untuk aplikasinya dengan klik banner di bawah ini dan langsung nikmati manfaatnya ya: