Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen rantai pasok melibatkan banyak hal dalam sebuah industri mulai dari bahan mentah, pembayaran dari produsen ke distributor, hingga penjualan di tingkat paling bawah (grosir atau eceran).
Apa itu Supply Chain Management (SCM)?
Menurut Wikipedia, Supply Chain Management (SCM) adalah koordinasi bahan, informasi, hingga arus keuangan. Pengertian rantai pasok lainnya adalah segala jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang telah digunakan. Dalam praktiknya, rantai pasok ini membutuhkan sistem manajemen memadai agar setiap unsur yang terlibat dapat berfungsi maksimal.
Komponen Supply Chain Management (SCM)
Berdasarkan pendapat Turban, Rainer, dan Porter ada tiga macam komponen SCM yang dapat dipelajari, yaitu:
1. Upstream SCM
Bagian ini melibatkan aktivitas perusahaan manufaktur dalam pengadaan dan melibatkan para penyalur dari tier pertama, yaitu pemasok. Contoh aplikasi upstream dalam industri manufaktur adalah perkebunan kapas pada industri kertas dan tekstil.
2. Internal SCM
Komponen selanjutnya melibatkan proses memasukkan barang ke gudang, manajemen produksi, pabrikasi, hingga pengendalian persediaan. Pada komponen ini, banyak pihak terlibat termasuk pemasok dan pengelola manufaktur itu sendiri.
3. Downstream SCM
Komponen terakhir adalah downstream atau hilir rantai pasok. Pada komponen ini, aktivitasnya melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Inilah sebabnya dalam prosesnya, banyak unsur yang terdampak, yaitu distribusi, pergudangan, transportasi, hingga after sale service.
Baca juga: Fungsi dan Peran Distributor Dalam Rantai Pasok
Permasalahan pada Supply Chain Management
Pelibatan banyak unsur membuat SCM kerap mengalami permasalahan yang memengaruhi jalannya proses produksi dalam sebuah industri.Inilah sebabnya, dalam sistem manajemen rantai posok, ada beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam pencatatan, di antaranya:
- Distribusi konfigurasi jaringan yang meliputi, jumlah suplier, fasilitas produksi, pusat distribusi, gudang, hingga pelanggan.
- Strategi distribusi termasuk di dalamnya sentralisasi dan desentralisasi, pengapalan, hingga logistik orang ketiga.
- Informasi yang meliputi sistem integrasi, proses rantai pasok, inventaris, transportas, dsb.
- Inventory system termasuk kuantitas dan lokasi pemasokan barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
- Aliran dana yang berfungsi sebagai pengatur syarat pembayaran dan metode lain yang digunakan dalam penukaran dana dalam entitas rantai pasok.
Tujuan dan Fungsi Supply Chain Management
Tujuan utama supply chain management adalah menyeimbangkan permintaan dan penawaran agar proses produksi lebih efektif dan efisien. Sayangnya, masalah yang timbul tidak hanya seperti yang disebutkan sebelumnya.Sejumlah masalah juga berkaitan dengan manajemen pengadaan barang, manajemen pemasok, pengelola hubungan dengan pelanggan, hingga identifikasi setiap masalah dan bagaimana cara meresponnya.
Baca juga: Apa itu Pengertian Manajemen?
Inilah alasan SCM juga sering dikaitkan dengan manajemen risiko. Dalam praktiknya, ada beberapa tujuan strategis selain tujuan utama yang ingin dicapai. Salah satunya adalah menjadi pemenang dalam persaingan.
Untuk mencapai ini, perusahaan seharusnya bisa menyediakan produk dengan harga murah dan berkualitas. Sementara itu, bicara soal fungsi, supply chain management memiliki beberapa yang patut diketahui.
Pertama, fungsi yang berhubungan dengan berbagai macam biaya fisik. Fungsi SCM termasuk yang utama karena di dalamnya berkaitan dengan berbagai biaya meliputi biaya material, stok opname, produksi, hingga transportasi.
Kedua, fungsi SCM adalah sebagai mediasi pasar. Untuk menjalankan fungsi ini, SCM memastikan bahwa setiap unsur dalam produksi telah mendapatkan suplai pasokan.
Sementara itu, fungsi ketiga adalah beberapa hal yang berhubungan dengan biaya survei, perencanaan, hingga biaya yang muncul akibat kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi.
Proses Supply Chain Management
Setelah beberapa pembahasan di atas, selanjutnya mari kita ulas tentang proses manajemen rantai pasok. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, dibutuhkan beberapa proses wajib, di antaranya:1. Arus Material
Proses ini melibatkan pergerakan produk mentah dari pemasok ke konsumen lalu kembali lagi dalam bentuk retur atau daur ulang produk.
2. Arus Informasi
Proses selanjutnya ini berisi tentang prediksi permintaan yang akan dilakukan oleh konsumen, informasi terkait perpindahan produk atau stok, hingga status pengiriman barang.
Pada prosesnya, arus informasi bisa bergerak dengan mudah dalam SCM dan menghasilkan pergerakan yang efektif sekaligus efisien.
3. Arus Finansial
Para proses terakhir, supply chain management meliputi pembayaran, alur perkreditan, penjadwalan pembayaran, sampai melibatkan unsur lain yaitu persetujuan kepemilikan.
Strategi Supply Chain Management
Dalam penerapannya, manajemen rantai pasok melibatkan beberapa strategi. Strategi pertama adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan membangun hubungan baik dengan pemasok. Hal ini sangatlah penting, mengingat untuk bisa melakukan proses produksi dibutuhkan bahan mentah dari pemasok.Suksesnya kemitraan ini juga bisa menjadi indikasi bahwa SCM berhasil diterapkan. Idealnya, perusahaan yang sehat akan membatasi jumlah pemasok. Dari setiap pemasok yang pernah bekerja sama, pasti ada beberapa yang unggul daripada yang lain. Di sinilah, SCM bekerja dalam menyeleksi.
Diakui atau tidak, kualitas pemasok erat kaitannya dengan hasil produksi. Jadi, sebaiknya jangan ragu untuk memilih yang terbaik selama biaya kerja sama masih masuk akal sesuai standar pasar. Sementara itu, pada strategi yang kedua adalah untuk meningkatkan respon pelanggan.
Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki kualitas distribusi produk menjadi lebih cepat agar pelanggan puas sehingga setiap upaya yang dilakukan dalam aplikasi manajemen rantai pasok tidak sia-sia.
Kesimpulan
Dalam penerapannya, supply chain management (SCM) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tidak terjadi hambatan. Hal tersebut meliputi pengukuran baik buruknya kinerja produksi dan SDM, layanan pelanggan memuaskan, cepat lambatnya respon terhadap pelanggan, sistem informasi efisien, metode pengiriman memadai, dan lain sebagainya.
Nah, itulah ulasan lengkap tentang supply chain management. Dalam skala kecil seperti toko atau warung, SCM dapat dijalankan pula dengan bantuan aplikasi seperti iREAP POS.
Pada dasarnya, iREAP POS merupakan aplikasi kasir, tetapi dalam praktiknya, aplikasi ini bisa membantu kita dalam mengawasi stok dan meningkatkan kinerja karyawan.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, fungsi tersebut juga dibutuhkan saat menerapkan manajemen rantai pasokan. Semoga bermanfaat.